Entri Populer


NO BODY CAN'T SUCCESS, BUT JUST PEOPLE AFRAID TO SUCCESS

DO YOU WANT TO SUCCESS any question in your mind...WHEN I TO BE SUCCESS?? HOW TO BE SUCCESS??? The answer is so easy... because every one can be success. in the world, no body can't be success, but just people afraid to success....read more

TOP PICTURE

Kurikulum "Berpikir" 2013 - Rhenald Kasali



Oleh Rhenald Kasali

Di banyak negara, saya sering menyaksikan siswa sekolah atau mahasiswa yang aktif berdiskusi dengan guru atau dosennya. Persis seperti yang dulu sering kita lihat dalam iklan margarin pada tahun 1980-an, atau gairah siswa Wellesley College yang kita lihat dalam film Monalisa Smile.

Sewaktu mengajar di University of Illinois, saya kerap berhadapan dengan anak-anak seperti itu. Karena materi yang harus diajarkan begitu banyak, saya menjawab seperti kebiasaan guru di sini. ”Sebentar ya. Biar saya selesaikan dulu.” Namun, anak-anak itu tetap tak mau menurunkan tangannya sebelum dilayani berdiskusi.

Belakangan saya diberi tahu bahwa pendidik yang baik harus cekatan melayani diskusi, bukan meringkas isi buku. Seorang guru besar senior mengingatkan, ”Kami bersusah payah mengubah satu generasi, dari TK hingga SLTA, mengubah kebiasaan siswa yang malas berpikir menjadi aktif mengeksplorasi dengan lebih percaya diri.”

Mengapa tradisi seperti itu tidak terjadi di sini? Bahkan di perguruan tinggi semakin banyak dosen mengeluh bahwa anakanak sekarang tidak gemar membaca sehingga tidak bisa diajak berdiskusi.

Dihafal, bukan dipikir

Anak-anak kita punya tradisi belajar yang sangat berbeda, yang mengakar sejak taman kanak-kanak. Mata ajaran yang dipelajari jauh lebih banyak, tetapi tidak mendalam. Kalau sulit, rumus yang sangat banyak dibuatkan jembatan keledai atau singkatan-singkatan agar mudah dikeluarkan dari otak.

Cara belajar yang demikian berpotensi menghasilkan ”penumpang” ketimbang ”pengemudi”. Karena itu, banyak orang yang lebih senang duduk menunggu, hidup ”menumpang”, ”dituntun”, atau diarahkan ketimbang menjadi pengemudi yang aktif dan dinamis.

Seperti tampak di angkutan umum, penumpang boleh mengantuk, tertidur, terdiam, sibuk sendiri, tak perlu tahu arah jalan, dan praktis kurang berani mengambil risiko. Sementara pengemudi adalah sosok yang sebaliknya. Karena orangtua juga dibesarkan dalam tradisi belajar yang sama, tradisi serupa ada di rumah. Dengan jumlah mata ajaran yang semakin hari semakin banyak, jumlah yang dihafal siswa di sini juga semakin memberatkan.

Perhatikanlah bagaimana siswa berikut ini belajar. Siswa kelas I SD yang ibunya bekerja mengucapkan kalimat ini: ”Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Ayah ke kantor mencari nafkah, ibu merawat anak-anak di rumah.” Anak itu sempat protes karena ibunyalah yang bekerja, tetapi ibu guru menyatakan ”Dihafal saja karena bukunya berkata demikian”. Ibu di rumah berkata serupa: ”Kalau engkau mau naik kelas, dihafal saja.”

Daya kritis tidak diberi ruang, pertanyaan-pertanyaan penting yang diperlukan manusia untuk bernalar dimatikan sedari muda. Sementara mata ajar kesenian yang diadakan untuk merangsang daya kreasi juga distandarkan dan dihafal. Seperti yang dialami anak-anak yang menggambar pemandangan: gunung dua berjajar, matahari di tengah, dan seterusnya.

Hafalan diperlukan untuk mengikuti ujian nasional dan agar diterima di perguruan tinggi atau menjadi pegawai negeri sipil. Bahkan untuk diterima di jurusan seni rupa sebuah perguruan tinggi negeri terkenal, ujian masuknya juga ujian menghafal, bukan portofolio karyakarya calon mahasiswa.

Demikianlah penumpang, sekolahnya menghafal tetapi tidak berani berbuat, apalagi menyatakan identitas diri atau berpikir. Ini ditambah lagi tradisi membesarkan anak yang sejak lahir tubuh dan kedua kaki-tangannya dibedong lalu digendong. Sekalipun sudah bisa berjalan, kita selalu dituntun orang dewasa. Beda benar dengan tradisi belajar di negara-negara yang mendorong manusianya berpikir dan bertindak. Di negeri penumpang, wacana berlimpah, gagasan hebat mudah ditemui di televisi, tetapi sedikit sekali kaum elite yang bergerak.

Kurikulum berpikir

Gagasan merampingkan jumlah mata ajaran tentu saja tak boleh diikuti oleh rasa takut yang berlebihan di kalangan para pendidik. Sebab, sebagaimana layaknya setiap perubahan, maka tak pernah ada perubahan yang langsung berakhir dengan kesempurnaan. Namun, satu hal yang pasti, seperti orang yang berfoto bersama, maka setiap orang akan selalu melihat pada wajahnya masing-masing. Ia akan mengatakan fotonya bagus, semata-mata kalau dirinya tampak bagus.

Bagi saya, perubahan kurikulum yang ramai diperbincangkan seharusnya dapat dilihat pada aspek lebih luas daripada sekadar merampingkan mata ajaran. Perubahan ini seharusnya dapat dijadikan momentum untuk melakukan transformasi diri manusia Indonesia dari tradisi mindset ”penumpang” menjadi cara berpikir ”pengemudi”. Transformasi ini berdampak sangat luas yang sudah pasti membutuhkan penyempurnaan bertahap hingga ke tingkat pendidikan tinggi.

Riset-riset terbaru menunjukkan, betapa banyak cara kita belajar sudah harus diubah. Daniel Coyle (2010), misalnya, menunjukkan kemajuan yang dicapai dalam neuroscience yang menemukan bahwa manusia cerdas tidak hanya dibentuk oleh memori otak, tetapi juga memori otot (myelin). Sementara Carol Dweck dan Lisa Blackwell (2011) menemukan bahwa anak-anak yang secara akademik dianggap cerdas berpotensi menyandang mindset tetap sehingga kecakapannya untuk berkembang menjadi terhambat.

Keduanya menunjukkan cara-cara baru membentuk mental pengemudi yang sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan generasi baru di abad ke-21. Jadi, terimalah perubahan dan persiapkan lebih baik.

RHENALD KASALI Guru Besar FE-UI

Sumber : kompas.com
Read more >>

DO YOU WANT TO SUCCESS (english version)


any question in your mind...
WHEN I TO BE SUCCESS??
HOW TO BE SUCCESS???

The answer is so easy...
because every one can be success
in the world, no body can't be success, but just people afraid to success..
Why I say like that??
because every one has cance to success and has the way to success...

TERM TO SUCCESS.....

1. WISHES
    without wishes to success people can't success. so if you want to success you must have wishes in your mind that you sure to be success

2. IDEA
   if you want to success, you must have idea, if any chance to business you must take it. in the business there are many chance that you want choose, example if you live in campus, you can open the culinary busines, etc

3. SUPPORT
    support from family and friends are needed to promotion and give motivation for you

4. MODALS
    It's not too difficult, you just need the persistence to make big modals from little modals.

5. CONSISTENS
    you must consistens althoug your business not good enaugh may be its caused by low promotion, so keep spirit and go a head

6. UNIC
    you must find the unic business to make the chance of your business and make people interisting with your business... if you want culinary business for the first step is what food, delicious, unic and the important is the name of your restaurant must be unic to make people interesting and eat your food like a "devil noodles" and "boom bakso" and the place must be higiene.

actually many idea in my mind but my wife want to shopping, that is it and I hope it can be your inspiration to change your life

NO BODY CAN'T SUCCESS, BUT JUST PEOPLE AFRAID TO SUCCESS...
Read more >>

APAKAN ANDA INGIN SUKSES ???


apakah ada di benak anda pertanyaan..
kapan saya bisa sukses?
bagaimana caranya bisa sukses??

jawabannya sebenarnya sangat mudah..
karena semua orang tidak ada yang tidak berhasil, semua orang tidak ada yang tidak bisa sukses..
karena didalam kehidupan ini yang ada adalah orang takut untuk sukses...
kenapa saya katakan demikian, karena semua orang punya peluang untuk sukses dan semua orang bisa cari jalan untuk sukses...

SYARAT UNTUK SUKSES
1. ada kemauan...
    tanpa kemauan untuk sukses orang tidak akan bisa sukses, jadi untuk sukses kita harus benar-benar menanamkan keinginan kita untuk sukses
2. ada ide
    harus mempunyai ide, dimana ada peluang usaha harus diambil, didalam dunia usaha banyak sekali peluang yang bisa kita pilih.. misal saja kita berada didaerah kampus, kita buka warung makanan, ato yang lainnya
3. ada dukungan...
   dukungan dari keluarga dan teman sangatlah dibutuhkan entah nantinya untuk promosi kepada teman yang lain atau untuk memberi motifasi kepada diri anda..
4. ada modal...
   sebenarnya untuk modal ini bisa diatur, dari modal kecil dengan ketekunan yang kuat maka modal pun akan semakin besar
5. konsisten..
    biasanya diawal kita memulai usaha, banyak yang belum tahu karna promosi kita kurang, dan kebiasaannya mulai malas untuk meneruskan usahanya karena dianggap gagal... kita kalo ingin sukses harus konsisten, seiring waktu berjalan semakin banyak yang kenal dengan usaha kita dan usaha kita akan semakin maju
6. unik
    unik ini banyak maknanya, bisa berbeda dari yang lain, atau khas... bila prodak kita unik maka orang akan lebihcepat mengenal usaha kita...

untuk yang ingin usaha kuliner yang harus kita pikirkan pertama kali adalah makanannya, harus enak, unik, lezat, nikmat.. kemudian nama warungnya juga harus yang aneh, biar orang terkesan, misal saja "mi setan", "bakso mercon" dll dan tentunya tempatnya harus bersih...

untuk didaerahnya yang ada limbah kayu, kita bisa memanfaatkannya untuk keterampilan...

sebenernya masih banyak yang ada di benak saya tapi istri saya mau ngajak keluar, jadi sekian dulu dari pemikiran saya semoga bermanfaat untuk semua....

"TIDAK ADA ORANG YANG TIDAK SUKSES, YANG ADA ORANG YANG TAKUT AKAN SUKSES"
Read more >>